Depok: Perdebatan Sebuah Nama

Desember 31, 2008

Toponimi atau asal usul nama Depok memang masih menjadi perdebatan. Beberapa ahli menyebutkan bahwa istilah “depok”, berasal dari bahasa Belanda “de volk“, yang berarti masyarakat. Namun yang populer adalah toponimi Depok yang akronim dari “De Eerste Protestants Onderdaan Kerk”, atau “Gereja Kristen Rakyat Pertama”.

Akronim lain Depok adalah De Eerste Protestanche Organisatie van Kristen atau Deze Eenheid Prediekt Ons Kristus. Ini berkaitan dengan sejarah keberadaan agama Kristen di Depok. Kemudian, istilah yang mengacu pada istilah Belanda seperti De Eerste Protestants Onderdaan Kerk, dan Deze Eenheid Prediekt Ons Kristus, merupakan akronim yang tidak pernah diberikan oleh Chastelein, melainkan oleh kelompok orang Depok yang pindah ke Belanda. (YLCC 2004: 11).

Secara tertulis, bukti yang menyebutkan adanya “depok” tercantum dalam naskah Belanda yang menyatakan bahwa Cornelis Chastelein membeli tanah di Depok dari seorang Residen di Cirebon yang bernama Lucas Meur pada 18 Mai 1696. Kemudian nama depok tercatat kembali dalam ekspedisi Inspektur Jendral VOC yang bernama Abraham van Riebeeck pada tahun 1704 dan 1709, ekspedisi ini merupakan survei wilayah ke pedalaman Sungai Ciliwung. Dengan demikian istilah “depok” kemungkinan tidak ada kaitan dengan sejarah penguasaan wilayah yang dilakukan oleh Chastelein, ataupun dengan sejarah berdirinya gereja tua di Depok.

Namun ada hal yang menarik, istilah “depok” sepertinya telah dikenal jauh sebelum kedatangan Chastelein. Bahkan telah ada sebelum kedatangan Islam, yaitu sejak masa Kerajaan Sunda Pakuan-Pajajaran yang bernafaskan Hindu-Buddha. Dalam kamus Kawi-Jawa ditemukan istilah dhẽpok yang berarti patapan (Winter dan Rangga Warsita 1990). Adapun makna kata patapan adalah tempat untuk bertapa, tempat mengasingkan diri dari keramaian dunia untuk jangka waktu tertentu hingga memperoleh apa yang diinginkannya.

Kemudian dalam Baosastra Djawa, istilah depok jika disertai imbuhan pa-an berarti (1) tempat bertapa, dan (2) tempat belajar atau menunut ilmu, dengan kata lain tempat berdiamnya para ajar (pendeta). Oleh sebab itu, istilah depok diasumsikan kependekan dari kata padepokan yang artinya adalah tempat untuk orang-orang yang menjalankan kehidupan bertapa dan menjauhkan diri dari masyarakat ramai.

Tafsiran itu ternyata mendapat dukungan dari berbagai situs kuna dari masa lalu, yang sangat mungkin pernah dipergunakan oleh para pertapa (ajar atau rsi) untuk hidup menyepi mendekatkan diri kepada Yang Maha kuasa. Situs kuna yang dimaksud adalah Sumur Bandung, Pancoran Mas, Sumur Gondang dan Sumur Tujuh. (Rian Timadar)

Artikel terkait:

Depok: Sebuah Catatan Sejarah

5 Tanggapan to “Depok: Perdebatan Sebuah Nama”

  1. didepok.com Says:

    salam pak Rian Timadar. Saya tetarik dengan ulasan bapak seputar sejarah kota Depok. Bolehkah saya menggunakanya di dalam situs saya?

    situs saya: http://didepok.com

    Semua kredit dan link atas artikel tersebut akan tetap kami sertakan atas nama bapak dan situs bapak ini.

    Dan klo bapak memiliki artikel tentang Depok lagi, kami juga tetarik untuk menggunakannya di situs kami.

    Terima kasih.


  2. […] ^ Situs Depok (diakses pada tanggal 6 April 2010) […]


  3. […] ^ Situs Depok (diakses pada tanggal 6 April 2010) […]


  4. […] catatan yang ditulis Tinulad, secara tertulis bukti yang menyebutkan adanya “depok” tercantum dalam naskah Belanda, […]


  5. […] up to:a b “Depok: Perdebatan Sebuah Nama”. 31 December 2008. Archived from the original on 5 March […]


Tinggalkan Balasan ke Zonatogels - Zona Prediksi Togel Terakurat Batalkan balasan